Friday 3 May 2013

Asal-Usul Istilah Ladiest First


Mungkin kalimat ini sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Kalimat yang dipakai para kaum laki-laki yang ditujukan untuk mempersilakan wanita yang ada di depannya. Untuk lebih dahulu melangkah, masuk ke dalam mobil, masuk lift, bahkan antri sekalian. Wanita yang mendengarnya tidak jarang, atau dapat dikatakan pasti, melayang jika mendengar kata ini. “Wah, sopan sekali orang ini,” “bener-bener cowok yang gentlemen ….” Atau pikiran lain yang tak tentu arahnya.
Pertanyaannya budaya manakah ini? Tak dapat dipungkiri lagi ini adalah budaya Barat yang mendunia seiring dengan perkembangan bahasa Inggris yang menjadi bahasa Internasional -tapi bukan berarti bahasa akhirat (harap dicatat)-. Nah, sebenarnya para pemakai istilah ini, atau kita yang ikut-ikutan memakainya pernahkah berfikir tentang asal muasal istilah ini sendiri. Asalnya dari mana? Banyak istilah atau adat istiadat yang berasal dari Barat, walaupun tidak semuanya jelek, tapi sebagian besarnya pasti jelek. Tidak sesuai dengan kebudayaan Timur apalagi ajaran agama Islam. Ini adalah rahasia umum. Bukankah begitu?? Kita liat saja, seperti April Mop, Valentine Day, Mother Day, dan lain sebagainya. Baiklah, untuk tidak selamanya buta, mari buka mata….

Nah usut punya usut, asal mula istilah ladies first sendiri berasal dari hal2 yang sama sekali tidak romantis. Ladies First konon merujuk pada dua cerita orang2 Eropa masa lalu.
Cerita pertama adalah cerita manusia gua, dimana ketika ada ancaman dari beruang/ musuh mereka meminta para wanitanya keluar duluan sebagai pengalih perhatian, jadi klo ada yang mati duluan ya jelas wanitanya. Sementara laki2nya bisa menikam beruang dari belakang, kelihatan gentle? boro2, kemungkinan wanitanya mati duluan lebih besar daripada beruangnya, dan para cowo? tetep selamat.
Kisah kedua mirip dengan karangan Sir William Shakespeare tentang duo sejoli. Istilah Ladies First berawal dari sebuah kisah yang datang dari Italia pada abad 8 Masehi.
Seorang pemuda kaya, keturunan bangsawan Italia mencintai perempuan miskin yang seperti cerita umumnya, tak kan direstui orang tua si pemuda. Mereka pun berniat untuk menikah. Segala rintangan pun dijejali sang pria akan tetapi tak pelak lagi harapan mereka kandas. Tak mungkin orang tua dapat ditentang. Akhirnya pun mereka sepakat untuk bunuh diri bersama. Caranya adalah terjun dari sebuah batu besar, yang di bawahnya menganga lautan yang siap menelan.
Mereka pun berdiri di sana. Berikrar setia. Diakhiri dengan loncatan sang pemuda dari batu tersebut dan tentu saja langsung hilang terbawa gelombang dan dapat dipastikan, mati. Ketika melihat pemandangan tragis ini, sang perempuan pun mengurungkan niat bunuh diri. Mengkhianati slogan sehidup semati bersama dan kemudian pulang ke desanya dan menikah dengan laki-laki yang semartabat dengannya (kelas rendah). Kejadian ini pun yang memberi ilham kepada penduduk desa untuk tidak lagi mempercayai perempuan dan mengedepankan mereka dalam segala urusan. Takut kejadian ini akan terulang kepada mereka.
Dari kisah ini kemudian menyebar istilah Ladies First yang telah kita ketahui.
Dan juga sekedar tambahan, bahkan ketika ada peperangan, tentara Barat yang laki-laki selalu mengedepankan perempuan untuk melangkah. Kenapa? Karena kalau ada jebakan atau bom yang terinjak, bukan mereka yang langsung terkena, akan tetapi perempuan tadi. Karena bagi mereka perempuan tak ada harganya.
 
Bahkan seramnya lagi, frasa ini dimanfaatkan tentara Belanda zaman dulu. Maksudnya untuk membiarkan wanita jalan duluan sehingga jika terdapat ranjau, bom, atau jebakan. Mereka menganggap bahwa wanita tidak berharga. Wah.. Licik juga idenya... (._______.)

After all, memang sedikit orang yang tahu tentang ini dan kelihatannya makna frasa 'Ladies First' sudah mulai bergeser. Biasanya, lelaki zaman sekarang menggunakannya untuk membuat wanitanya jalan duluan. Si lelaki bermaksud melindungi wanitanya dari mata 'nakal' lelaki lain. Mungkin saja. Semoga saja. :D



No comments:

Post a Comment

 

Template Design By:
SkinCorner