Friday 3 May 2013

Asal-Usul Istilah Ladiest First


Mungkin kalimat ini sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Kalimat yang dipakai para kaum laki-laki yang ditujukan untuk mempersilakan wanita yang ada di depannya. Untuk lebih dahulu melangkah, masuk ke dalam mobil, masuk lift, bahkan antri sekalian. Wanita yang mendengarnya tidak jarang, atau dapat dikatakan pasti, melayang jika mendengar kata ini. “Wah, sopan sekali orang ini,” “bener-bener cowok yang gentlemen ….” Atau pikiran lain yang tak tentu arahnya.
Pertanyaannya budaya manakah ini? Tak dapat dipungkiri lagi ini adalah budaya Barat yang mendunia seiring dengan perkembangan bahasa Inggris yang menjadi bahasa Internasional -tapi bukan berarti bahasa akhirat (harap dicatat)-. Nah, sebenarnya para pemakai istilah ini, atau kita yang ikut-ikutan memakainya pernahkah berfikir tentang asal muasal istilah ini sendiri. Asalnya dari mana? Banyak istilah atau adat istiadat yang berasal dari Barat, walaupun tidak semuanya jelek, tapi sebagian besarnya pasti jelek. Tidak sesuai dengan kebudayaan Timur apalagi ajaran agama Islam. Ini adalah rahasia umum. Bukankah begitu?? Kita liat saja, seperti April Mop, Valentine Day, Mother Day, dan lain sebagainya. Baiklah, untuk tidak selamanya buta, mari buka mata….

ASAL-USUL NAMA INDONESIA


Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama. Bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai (“Kepulauan Laut Selatan”). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (“Kepulauan Tanah Seberang”), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki ,Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (“Pulau Emas”, diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi (“kemenyan Jawa”), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “orang Jawa” oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi (“semuanya Jawa”).
 

Template Design By:
SkinCorner